Title :
[Intimacy] We Feel The Same
Chapter :
1/1 – oneshot
Pairing :
Jo Twins (Youngmin x Kwangmin)
Genre :
brothership, slice of life
Rating :
PG
Disclaimer :
Youngmin milik Kwangmin, Kwangmin milik Youngmin, dan Jo Twins adalah milik
saya milik kedua orang tua mereka. I
just don’t accept plagiarism and I wouldn’t forgive that.
A/N : Sequel
dari [Intimacy] Nothing Change.
Terinspirasi gara-gara nemu foto Jo Twins yang pegangan tangan, sama gara-gara
tangan saya habis kesiram air panas pas bikin spageti *crying*. Ternyata
beginilah rasanya kalau kesiram air panas. Gak parah si tapi rasanya emang
nyeri *nangis guling-guling*.
Summary :
They’re twins after all. Sejak kecil Youngmin dan Kwangmin selalu merasakan
dan melakukan hal yang sama.
We
Feel The Same
Jam
menunjukkan pukul 07.00 pagi. Semua member Boyfriend berkumpul di ruang makan
untuk sarapan bersama sebelum bersiap-siap untuk schedule pertama mereka jam 9
nanti. Jam 5 pagi tadi ahjumma yang bertugas memasak dan membersihkan dorm
sudah datang. Wajah para member Boyfriend pun terlihat sumringah melihat
makanan yang sudah tersaji begitu mereka bangun tidur.
“Selamat
makan!” ucap Donghyun dan Minwoo semangat.
“Selamat
makan!” sahut Hyunseong dan Jeongmin.
Namun
berbeda dengan keempat member lain yang sudah tak tahan menyantap sarapan
mereka, Youngmin dan Kwangmin malah terlihat masih menahan kantuk di depan meja
makan. Youngmin bahkan beberapa kali menutup mulutnya karena bolak-balik
menguap.
“Ya!
Ya! Kenapa dengan kalian berdua?” tanya Hyunseong heran.
Kedua
anak kembar tersebut tidak menjawab dan hanya mengucek mata mereka yang masih
mengantuk.
“Wae?
Kalian tidak bisa tidur semalam?” giliran leader mereka Donghyun yang bertanya.
“Ah
iya, aku juga bertanya-tanya dari tadi bagaimana kalian bisa tidur satu
ranjang?” sahut Jeongmin.
“Jinjja
yo?” tanya Minwoo.
“Aniyo!!”
jawab Youngmin dan Kwangmin bersamaan.
“Ya
jangan mengelak!! Kalau bukan karena kalian menghapus foto yang sudah kuambil
tadi pagi pasti kalian tidak akan bisa membantah!” ucap Jeongmin.
Youngmin
dan Kwangmin hanya terdiam mendengar ucapan Jeongmin. Apa yang dikatakan hyung
mereka memang benar. Gara-gara Youngmin yang kebelet buang air kecil tengah
malam dan berakhir dengan insiden tangan Kwangmin yang ketumpahan air panas,
mereka berdua jadi kekurangan tidur.
“Benarkah
mereka tidur satu ranjang hyung?” Minwoo yang penasaran kembali bertanya.
“Iya.
Aku bahkan melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau Kwangmin memeluk
Youngmin,” jawab Jeongmin menggebu-gebu.
“Uhuk!!!”
mendengar kalimat tersebut Kwangmin langsung tersedak makanannya.
Semua
pandangan member Boyfriend langsung tertuju pada Kwangmin yang terbatuk-batuk.
“Ya!
Gwaenchana?” tanya Minwoo sambil menepuk-nepuk punggung Kwangmin yang ada di
sampingnya.
“Sudah!
Sudah! Cepat selesaikan sarapan kalian dan mandi. Jangan sampai codi noona
menunggu kita terlalu lama!” ucap Donghyun menengahi.
Youngmin
dan Kwangmin pun bernapas lega karena mereka tidak akan ditanya lebih jauh lagi
tentang kejadian tadi malam.
~.~.~.~.~
Setelah
pergi ke tempat codi noona untuk make-up dan costume, member Boyfriend segera
naik ke mobil untuk berangkat ke tempat schedule mereka yang pertama. Hari ini
mereka akan mengadakan Hug Event di mana member Boyfriend bisa bertatap muka
langsung dengan fans. Akan tetapi, selama perjalanan baik Youngmin maupun
Kwangmin terlihat melamun dan hanya menatap keluar jendela. Gara-gara godaan
Jeongmin saat sarapan tadi mereka berdua jadi tidak mau berbicara satu sama
lain. Youngmin sesekali melirik ke arah Kwangmin yang dari tadi diam. Ia merasa
bersalah pada adik kembarnya tersebut. Kalau bukan karena dirinya, pasti semua
kehebohan pagi ini maupun tadi malam tidak akan terjadi. Dan Youngmin semakin
merasa bersalah tatkala dirinya hanya bisa diam melihat Kwangmin yang kesulitan
menggunakan sumpit saat sarapan tadi. Ia yakin tangan Kwangmin pasti masih
terasa nyeri karena tersiram air panas tadi malam. Meskipun bukan luka yang
serius, tetap saja apa yang dialami Kwangmin adalah karena dirinya juga.
Jam
9 mereka sampai di tempat Hug Event diadakan. Sudah banyak fans yang berkumpul
di sana menanti kedatangan Boyfriend.
“Youngmin-ah!”
salah satu staff noona memanggil Youngmin saat member Boyfriend sedang dirias
kembali sebelum tampil di hadapan fans.
“Ne?”
tanya Youngmin sopan.
“Bisakah
aku meminta tanda tanganmu? Sebenarnya adikku ingin sekali datang ke Hug Event
hari ini, tapi hari ini dia tidak bisa datang karena sakit dan dia memohon
padaku untuk memintakan tanda tanganmu. Boleh kah?”
“Tentu
saja noona,” jawab Youngmin ramah.
Staff
noona tersebut menyerahkan sebuah buku dan pulpen kepada Youngmin.
“Siapa
nama adikmu, noona?” tanya Youngmin.
“Youngna,”
jawab staaf noona tersebut.
Youngmin
mencoretkan tanda tangannya ke salah satu halaman buku yang diserahkan staff
noona. Namun belum selesai dengan kegiatannya, tiba-tiba Youngmin menjatuhkan
pulpen yang ia pegang karena merasakan nyeri pada tangan kanannya.
“Ah!”
desis Youngmin.
“Youngmin
gwaenchana yo?” tanya staff noona yang khawatir dengan keadaan Youngmin.
“Ah
gwaenchana,” jawab Youngmin kemudian mengambil pulpen yang ia jatuhkan.
Youngmin
segera menyelesaikan tanda tangannya dan menyerahkan kembali buku dan pulpen
tersebut kepada staff noona.
“Gomawo
Youngmin-ah,” ucap staff noona senang.
“Cheonmaneyo.
Semoga adik noona juga cepat sembut,” sahut Youngmin tersenyum.
“Ne,”
ucap staff noona tersebut kemudian berlalu.
Youngmin
memandang tangannya yang tiba-tiba terasa nyeri. Ia mencoba membuka kemudian
menutup genggaman tangannya dan rasa nyeri itu datang lagi.
“Waeyo?”
batin Youngmin.
Ia
merasa heran. Memang tidak terlalu sakit, tapi Youngmin merasa tangannya nyeri
saat mengepal.
“Boyfriend~
ayo semuanya siap-siap untuk keluar!” ucap salah satu stage manajer.
“Ne~,”
jawab semua member Boyfriend.
Donghyun,
Hyunseong, Jeongmin, Minwo, dan Jo Twins pun keluar. Fans pun langsung
berteriak antusias.
“I’m
your Boyfriend!! Annyeonghaseyo Boyfriend imnida!” ucap Boyfriend lantang.
Donghyun
pun berbicara mewakili semua member Boyfriend tentang acara hari ini.
“Fans
yeorobun kalian senang bertemu kami?” tanya Donghyun pada semua fans.
“Ne!!!”
jawab fans serempak.
“Gamsahamnida.
Kami benar-benar berterima kasih atas kedatangan kalian semua,” ucap Donghyun.
Sementara
Donghyun masih berbincang dengan fans, Youngmin kembali mengecek keadaan
tangannya. Ia mengamatinya dengan seksama, tak ada luka sama sekali. Namun tiap
kali ia mengepalkan tangannya rasa sakit itu akan datang lagi.
“Waeyo?”
tanya Kwangmin yang berdiri di samping kanan Youngmin.
Sedari
tadi ia sudah memperhatikan kakaknya yang bolak-balik mengamati tangan
kanannya.
“Ani,
ada yang aneh dengan tanganku,” jawab Youngmin.
“Wae?”
“Rasanya
agak sedikit sakit, tapi aku tidak tahu kenapa,”
Kwangmin
meraih tangan kakaknya dengan tangan kirinya dan ikut mengamatinya.
“Nyeri?”
tanya Kwangmin.
“Iya,”
jawab Youngmin.
Namun
sedetik kemudian Youngmin tertegun dengan pertanyaan Kwangmin tadi. Bagaimana
ia bisa tahu rasa sakit di tangannya.
“Kwangmin
neo…,”
Belum
sempat Youngmin menyelesaikan kalimatnya, Kwangmin mengangkat tangan kanannya
dan menyodorkannya di hadapan kakaknya tersebut.
“Tadi
malam,” ucap Kwangmin singkat.
“Tapi
kan yang tersiram air panas bukan aku…,” Youngmin kembali tertegun saat menyadari
sesuatu.
Memang
tangan Kwangmin yang tersiram air panas, tapi Youngmin tentu bisa merasakannya
juga. They’re twins after all. Saat kecil bukankah mereka juga sering begitu.
Mereka melakukan dan merasakan hal yang sama. Jika Youngmin demam, Kwangmin
juga akan demam. Dan saat Kwangmin jatuh, Youngmin ikut merasakan sakitnya juga.
Jadi jika mereka mengalami hal yang sama lagi bukankan itu wajar.
“Arrasou,”
ucap Youngmin kemudian menurunkan tangan kanannya yang tadi dipegang oleh
Kwangmin tanpa melepas genggamannya.
“Mianhae,”
bisik Kwangmin.
“Harusnya
aku yang minta maaf karena sudah membuatmu terluka,” sahut Youngmin.
Ia
semakin mempererat genggaman tangannya pada Kwangmin.
“Belikan
aku tteokbokki kalau begitu,” ucap Kwangmin.
“Mwoya?”
mendengar permintaan adiknya, Youngmin segera melepas genggaman tangannya
seketika.
Kalau
bukan karena di hadapan fans, Youngmin pasti sudah mendaratkan jitakannya di
kepala Kwangmin.
“Buy
me two,” ucap Kwangmin lagi kemudian tertawa pelan.
“Ne
arassou arassou,” sahut Youngmin ikut tertawa.
~.~.~.~.~
Hari
sudah gelap. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Member Boyfriend sampai di
dorm mereka setelah menyelesaikan 3 schedule hari ini.
“Akhirnya
pulaaaang,” ucap Donghyun semangat.
“Aku
lapar,” ucap Hyunseong.
“Ayo
kita keluar makan hyung!” ajak Jeongmin.
“Mandi
dulu baru makan!” perintah leader mereka Donghyun.
“Tapi
aku sudah kelaparan sekali hyung,” ucap Jeongmin memelas.
“Kami
pergi keluar dulu, hyung nanti bareng sama maknae saja. Oke?” tawar Hyunseong.
“Aku
capek, mau langsung tidur saja,” ucap Minwoo yang langsung bergegas masuk ke
dalam kamar tidur.
“Ya
maknae-ah!! Cuci mukamu dulu!” perintah Donghyun.
“Malaaaaas~,”
sahut Minwoo dari dalam kamarnya.
“Youngmin
Kwangmin?” tanya Hyunseong.
“Aku
tidak begitu lapar,” jawab Youngmin.
“Aku
juga,” jawab Kwangmin.
“Aku
ingin mandi air hangat lalu istirahat,” ucap Youngmin kemudian berlalu ke kamar
tidurnya untuk ganti baju.
Donghyun
menghela napas, “baiklah aku ikut kalian,” ucapnya pada Hyunseong dan Jeongmin.
“Yay!
Kajja!!!” teriak Jeongmin kemudian menarik lengan Donghyun dan Hyunseong.
Ketiga
lead vocal Boyfriend tersebut pun keluar mencari makan.
~.~.~.~.~
“Kenapa
selesai mandi jadi lapar ya?” gerutu Kwangmin sambil memegang perutnya saat ia
baru keluar dari kamar mandi.
“Kau
sudah selesai?” teriak Youngmin dari dapur.
“Kau
bertanya padaku?” Kwangmin malah balik bertanya.
“Bukan.
Aku tanya sama cicak di dinding,” jawab Youngmin kesal.
Kwangmin
tertawa melihat kakaknya yang kesal. Inilah alasan Kwangmin tidak suka bila
melihat orang lain menjahili dan menertawakan Youngmin. Cuma dirinya yang boleh
menjahili sang kakak.
“Cepat
ganti bajumu! Kita keluar!” perintah Youngmin.
“Ke
mana?”
“Bawel.
Ganti saja bajumu!” ucap Youngmin.
Tidak
butuh waktu lama bagi Kwangmin untuk mengganti bajunya. Ia hanya tinggal
mengenakan jaket tebal dan topi untuk melindunginya dari hawa dingin di luar.
“Kita
mau ke mana sih?” tanya Kwangmin lagi.
“Tteokbokki!”
jawab Youngmin singkat.
“Jinjja?
Dua porsi ya!” pinta Kwangmin.
“Iya
iya,” jawab Youngmin.
Mereka
berduapun keluar dari dorm tanpa sedikitpun ingat pada Minwoo yang sudah tak
sadar di telan mimpi.
~.~.~.~.~
“Ahjumma,
tteokbokki-nya 3 porsi,” ucap Youngmin saat sampai di kedai tenda di pinggir
jalan.
“Oh,
ssangdung-i?” tanya ahjumma penjual tteokbokki tersebut.
“Ne!!”
jawab Youngmin dan Kwangmin serempak.
“Kyeopta.
Manhi meokko,” ucap ahjumma tersebut sambil menyerahkan tiga porsi tteokbokki
ke hadapan Youngmin dan Kwangmin.
“Ne
gamsahamnida,” ucap Youngmin.
Mereka
berdua segera menyantap tteokbokki di kedai tersebut. Kwangmin melahap
makanannya dengan cepat.
“Ya
pelan-pelan! Kau bisa tersedak,” ucap Youngmin.
Baru
saja Youngmin mengatakan kalimat tersebut Kwangmin tiba-tiba berteriak
kesakitan karena tak sengaja menggigit lidahnya.
“Ah!!”
teriak Kwangmin.
“Ahw!!”
Youngmin ikut berteriak.
“Plethak!!”
Youngmin langsung menjitak kepala sang adik.
“Aku
kan sudah bilang hati-hati! Kalau begini aku juga merasakan sakit tahu!” ucap
Youngmin kesal sambil menutup mulutnya.
“Hahaha~
mian mian!” sahut Kwangmin yang kesusahan bicara.
Mereka
segera menyelesaikan aktivitas makan mereka. Tak butuh waktu lama untuk
menghabiskan tiga porsi tteokbokki sekaligus. Youngmin merogoh saku celananya
mencari dompet kesayangannya.
“Oh?
Dompetku?” Youngmin mulai panik karena tak menemukan dompetnya di saku
celananya.
“Di
saku jaketmu?” tanya Kwangmin ikut merogoh saku jaket Youngmin.
“Tidak
ada,” jawab Youngmin.
Youngmin
merogoh semua saku yang ada di baju yang ia pakai sekarang, tapi hasilnya
nihil. Dompetnya tidak ada di manapun.
“Jangan-jangan
tertinggal di meja dapur tadi?” Youngmin bertanya pada dirinya sendiri.
“Iiiissshh!!!”
ucap Kwangmin kesal.
Ia
pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membayar semua makanan yang mereka
pesan tadi.
“Ujung-ujungnya
aku yang bayar,” sungut Kwangmin.
“Hehe…mian.
Lain kali janji deh aku yang traktir,” ucap Youngmin tak enak.
“Lain
kali ketinggalan lagi dompetnya,” sahut Kwangmin sambil menyerahkan beberapa
lembar uang pada ahjumma penjual tteokbokki.
“Ya!
Aku kan tidak sengaja meninggalkannya,” bela Youngmin.
“Ya
ya ya,” ucap Kwangmin sekenanya kemudian keluar dari kedai tenda meninggalkan
Youngmin.
“Ya
Kwangmin-ah! Dengarkan omonganku dulu,” panggil Youngmin.
Ia
berlari menyusul adik kembarnya yang sudah beberapa meter meninggalkannya. Tapi
baru beberapa langkah Youngmin tiba-tiba tersandung dan…
“GUBRAK!!!”
ia jatuh tertelungkup.
Mendengar
suara jatuh di belakangnya, Kwangmin segera menoleh dan mendapati kakaknya
sedang dalam posisi yang tidak sangat keren menurutnya.
“Kau
ini sudah berapa tahun si? Kenapa masih terjatuh juga?” Kwangmin menyusul sang
kakak dan membantunya berdiri.
Youngmin
mencoba berjalan tapi sepertinya kakinya terkilir.
“Appo~,”
rintihnya.
“Gwaenchana?”
tanya Kwangmin sambil memapah saudara kembarnya tersebut.
“A…ah!!”
raut wajah Youngmin menandakan kalau dia benar-benar kesakitan.
“Ini
tidak akan berhasil. Ayo!” tiba-tiba Kwangmin berjongkok di depan Youngmin.
“Apa
yang kau lakukan?” tanya Youngmin.
“Kugendong,”
jawab Kwangmin singkat.
“Sirheo!!”
tolak Youngmin.
“Wae?
Kalau tidak begini kita tidak akan bisa pulang!” ucap Kwangmin.
Youngmin
hanya diam.
“Kenapa
diam? Ayo cepat naik!” perintah Kwangmin.
“Ya!
Kau ingin aku ditertawakan orang-orang di jalan?” Youngmin terlihat kesal.
“Kau
malu?” tanya Kwangmin polos.
“Tentu
saja. Masih bertanya!!”
“Kalau
begitu sembunyikan saja wajahmu di punggungku!”
Youngmin
kembali terdiam.
“Ayo!
Aku sudah tidak sabar bertemu dengan bantal dan selimut!” ucap Kwangmin.
Akhirnya
dengan sangat terpaksa Youngmin naik ke punggung Kwangmin. Padahal dia kakaknya
tapi kenapa malah dia yang digendong oleh sang adik?
“Ah
memalukan!” gerutu Youngmin saat mereka melewati jalanan yang menuju dorm
Boyfriend.
Kwangmin
hanya tertawa mendengar gerutuan kakaknya, sedangkan Youngmin berusaha sebisa
mungkin menyembunyikan wajahnya di balik punggung adik kembarnya tersebut.
“Tenang
saja! Di sini sepi,” ucap Kwangmin saat mereka memasuki gang menuju apartemen
dorm mereka.
Youngmin
mengintip dari balik punggung Kwangmin dan mendapati jalanan yang memang sepi.
Ia pun bernapas lega kemudian meletakkan kepalanya di bahu kanan Kwangmin.
“Aku
berat ya?” tanya Youngmin.
“Iya.
Tangan dan kakiku rasanya mau patah,” jawab Kwangmin dengan nada yang
dilebih-lebihkan.
“Yaa!!”
Youngmin kembali kesal karena digoda oleh saudara kembarnya.
Dan
Kwangmin kembali tertawa karena berhasil menjahili kakaknya.
“Kau
harus membayar 10 kali lipat atas ini!” ucap Kwangmin.
“Arrasou!”
sahut Youngmin.
Mereka
terdiam sejenak.
“Ya!”
ucap Youngmin.
“Uhm?”
tanya Kwangmin.
“Tanganmu
masih sakit?” Youngmin balik bertanya.
“Ani,
saat sarapan tadi pagi masih sakit. Tapi saat Hug Event rasa sakitnya sudah
tidak terasa,” jawab Kwangmin.
“Ah
syukurlah,”
“Sepertinya
berpindah ke tanganmu,”
“Mana
ada yang seperti itu?”
“Bukankah
kau mengeluh tanganmu sakit saat Hug Event tadi?”
“Iya
tapi…,”
“Saat
lidahku tergigit tadi juga kau merasakan sakit,”
“Aneh,”
ucap Youngmin.
“Kita
kan sudah sering mengalaminya saat kecil. Bukan hal yang aneh kan?”
“Tapi
kita sudah tidak merasakannya lagi setelah kita memutuskan untuk tidur terpisah
dulu,”
“Ah
jinjja?” Kwangmin mencoba mengingat-ingat.
“Aku
hanya heran kenapa bisa kembali,”
“Benar
juga,” ucap Kwangmin, “ssangjeong is jang!” teriak Kwangmin.
“Mwoya??”
Youngmin tertawa pelan mendengar adiknya yang asal bicara.
Mereka
sampai di depan apartemen dorm mereka.
“Turunkan
aku di sini. Kalau hyungdeul lihat, matilah kita!”
Namun
baru saja Youngmin berkata demikian Donghyun, Hyunseong, dan Jeongmin muncul
dari arah yang berlawanan. Sepertinya mereka juga baru saja kembali setelah
mencari makan.
“Oh?
Ssangdung-i?” ucap Hyunseong.
Youngmin
dan Kwangmin hanya bisa melongo melihat hyung-hyung mereka.
“Kalian?”
Donghyun terkejut melihat Youngmin yang digendong oleh Kwangmin.
“Bwahahahahahaha!!!!”
Donghyun, Hyunseong, dan Jeongmin pun langsung tertawa terbahak-bahak.
“Haha…aku
tidak tahu…haha…kalau kalian ternyata sangat dekat. Hahahaha!!” ucap Jeongmin
sambil mencoba menahan tawanya.
“Woooh
daebak!” ucap Hyunseong.
“Ternyata
benar kata Minwoo kalau kalian memang suka berdekatan satu sama lain,” ucap
Donghyun.
“Hyung
ingat kan ceritaku tadi pagi soal mereka tidur berpelukan?”
“Ah
ne,”
“Aku
benar-benar tidak bohong. Hyung lihat sendiri mereka sampai gendong-gendongan
seperti ini. Hahaha!!!” Jeongmin kembali tertawa terbahak-bahak.
Mereka
berlima pun segera menuju ke dorm Boyfriend. Donghyun, Hyunseong, dan Jeongmin
tak henti-hentinya menggoda si kembar. Sedangkan Youngmin dan Kwangmin, wajah
mereka terlihat seperti kepiting rebus gara-gara menahan malu.
END
NB: Sebenernya aku agak nggak sreg sama cerita ini. 'Feel' dari moment Jo Twins-nya kurang greget, menurutku lebih dapet cerita yang kemarin. Tapi semoga pembaca menyukai ff saya kali ini. Ciao~